M (1931)





Director: Fritz Lang
Writers: Thea von Harbou (script) and Fritz Lang (script)
Casts: Peter Lorre
Ellen Widmann
Inge Landgut
Otto Wernicke
Country: Germany



'A thriller way ahead of it’s time'

Film ini merupakan karya pertama Fritz Lang dalam sebuah film bersuara, masih ingat dengan film bisu bersejarahnya Metropolis? Maka ini adalah karya Lang berikutnya yang harus anda simak. Genre thriller, film misteri pembunuhan dan detektif memang banyak digemari akhir-akhir ini, dan sudah banyak karya-karya klasik hebat seperti Psycho (Alfred Hitchcock) sampai ke Silence of the lambs (Jonathan Demme) yan terpengaruh dari karya Lang ini.

M adalah pionir film yang menghadirkan tema pembunuhan berantai. Film yang dirilis pada tahun 1931 di Jerman ini sangat terpengaruh oleh merebaknya kejahatan pembunuhan berantai di Jerman pada era akhir tahun 20an. “the vampire of Düsseldorf” nama yang disandang oleh Peter Kürten, seorang pembunuh berantai yang sangat terkenal di Jerman yang akhirnya tertangkap oleh polisi pada tahun 1930. Ia telah menyerang 41 orang dan 9 diantaranya dibunuh secara sadis. Kürten adalah profil nyata dari film ini



M sendiri berlatar belakang seorang pembunuh berantai dan penculik anak-anak kecil di kota Berlin bernama Hans Beckert (Peter Lorre) yang sangat sulit untuk ditangkap sehingga meresahkan baik polisi setempat juga mafia bawah tanah di Berlin. Semakin banyak korban pembunuhan anak kecil dikota ini membuat polisi mulai turun ke jalanan dan membuat bisnis para mafia jadi terganggu dengan para detektif memeriksa dan menginterogasi semua penduduk kota. Hal ini membuat baik polisi dan para mafia berbalapan memburu pembunuh berantai tersebut. Kisah perburuan ini sangat sarat dengan intrik politik, terutama mengenai anti NAZI yang sedang dalam perjalanan berkuasa pada era itu di Jerman. Juga dengan keadaan struktur masyarakat di Jerman pada pra-perang dunia kedua.




Film dengan dialog pertama dari tangan Lang ini sangat kental dengan pengaruh ekspresionisme, ciri khas Lang memang dan banyak hal yang menjadi benchmark untuk film thriller dan misteri modern, seperti scoring bercorak leitmotif yang membuat setiap scene mempunyai ciri khas sendiri yang mencekam, metode ini juga akhirnya dipakai oleh Alfred Hitchcock yang sangat terpukau dengan M. Ciri khas lain Lang dalam film ini adalah banyak jenis pengambilan gambar yang aneh dan berfokus pada satu indivudual, pengambilan gambar ini terkadang berkesan membosankan tetapi apabila diperhatikan dengan seksama fokusnya sebenarnya pada pembangunan perubahan emosi dari dialog ke dialog para pemainnya, ini sangat intens dan dirangkai dengan pengambilan gambar Lang yang brilian.



Bagi anda penggemar film klasik terutama penggemar karya Expressionist art Fritz Lang yang mempunyai jalan cerita yang pintar dan cara pandang yang berbeda, anda wajib mengoleksinya. This movie is still worth to learn for years to come!

GP 506 (2008)





Director: Su-chang Kong
Writer: Su-chang Kong
Casts: Kyoo-Hwan Choi
Ho-jin Chun
Byeong-Cheol Do
Cho Hyun-jae
Jin-woong Jo
Byeong-cheol Kim
Country: Korea



masih inget sama horor korea yang judulnya R-point gak..?
film horor tentang tentara2 di era perang vietnam
yup Su-chang Kong balik lagi bikin film horor bertemakan tentara, I dunno is this guy really into military fetishes or what, the thing is he very much dislike the whole military and war concept andddd he's really into blood and gruesome
sooo here we go
pagi ini screeningnya lumayan sepi
padahal setelah liat sana sini dan info ttg filmnya
dapet banyak pujian dan banyak juga kritikan
tapi ada beberapa kata2 yg keinget dikepala gue dari salah satu reviewer dari UK. this is one of the smartest zombie movie ever!

hmmmm sepertinya saya kurang setuju kalau film ini dibilang film zombie
although memang ada satu dua mayat berjalan tp basically film ini adalah film thriller / suspense
ok ok... filmnya
ide cerita film ini sebenernya diangkat dari issue2 desas desus yang disinyalir cerita nyata dari sebuah kejadian di DMZ (demiliterized zone) perbatasan 1km antara korea selatan dan korea utara. ada satu pos jaga bernama guard post 506 yang tiba2 semua personelnya mati semua bunuh2an. ermmmmm saya sendiri gak tau beneran ceritanya seperti di film ini atau tidak tp dalam film ini, kejadian ini diakibatkan oleh virus-zombie-like.

ermmmm jalan cerita lumayan twisting sih (mengingat orang korea mukanya sama semua dan mereka semua plontos dan pake seragam tentara.. jd gue agak2 lost hahahaha) tapi gue gak mau spoiler ah... lumayan seru soalnya. tp ada beberapa hal yang gue kurang suka dr film ini.
pertama film ini walaupun cuman meceritakan 12jam kejadian di GP 506 itu tapi alurnya lamaaaaaa bgt. pas gue tau kalo ceritanya cuman sehari itu doang gue berpikiran wah intens nih pasti filmnya (with horror zombie gruesome action tentunya) ermmmmm I'm dead wrong. ternyata film ini kekuatannya di penjiwaan akting aktor2nya. bener2 bagussssss dan bener2 keliatan krisis dan kebingungan masing2 individunya.
the thing is buat beberapa orang pasti menganggap film ini boring karena action dan suspense nya berkadar minim banget

but I dunno why I still enjoyed the movie, menyerempet ide cerita horor2 daur ulang tp dibuat beda dikit. plus saya suka karena banyak darah hehehe lots and lots of blood

gak jelek, hanya kurang seru, tapi menarik! *bingung khan

The Shaman (2008)




Pemain : Oka Antara, Farah Debby, Kamidia Radisti, Kemal Vivaveni, Vicky Notonegoro
Piet Pagau, Julia Perez, Dirly
Sutradara : Raditya Sidharta
Penulis : Aria Bima
COuntry: Indonesia



Gw menikmati film yang konon ga boleh masuk ke sinema2 handal Indonesia karena terlalu sadis itu...yea rite.

satu2nya yang bikin gw bisa menikmati press screening itu adalah, freeflow beer dan makanan. Bayangin aja. gw ntn di tempat main biliard dengan proyektor serta sound seadaanya. oia, berhubung tempatnya penuh gw terpaksa ntn di TV LCD di sebelah kiri gw [jangan tanya betapa pegelnya]

pada dasarnya gw agak ga bisa ntn film gore. yang potong sana potong sini, iris sana iris sini.... buat gw itu lebih horor dari film horor!! Nah, film ini konon seperti itu, sadis katanya. tp even dia udah iris sana iris sini, gw ga sekalipun meringis.... ini film apa sih sebenernya?

Ok, balik ke cerita. konon film ini memiliki nuansa horor, teror mbak2 yang transmigrasi dari film SAW [maaf gw terpaksa bilang gt, soalnya make up dan kostum hantu yang satu ini, SANGAT mengingatkan gw pada si babi berkerudung merah dari SAW] sudah dimulai sejak sang tokoh utama tiba di kalimantan. wait...kalimantan? shaman dan kalimantan...agak2 udah jelas kan benang merahnya? yap benar, film ini diwarnai dengan adegan ilmu hitam di kalimantan itu, tp bukan, itu bukan inti ceritanya... dibalik serial hantu dan dukun2an itu ternyata didalangi pembunuhan berseri yang memutilasi mayat2 korban. dan sejujurnya, adegan perdukunan malah keliatan dipaksakan biar fit in dengan judul... dan entah gimana, mulai ke akhir cerita, sang penampakan hantu mulai menghilang secara tiba2. Oleh karena itu gw semakin yakin ambience horor yang dari awal film disodorkan, juga hanya sebuah selipan yang dipaksakan.... jadi ini film apaan sihhhh???

sebenernya ini adalah film yang mengisahkan kehidupan sehari2 dari sebuah boom mic yang sering dipakai saat shooting.....huakakakakkakkakaka boong dehhhh...cuma yah, si boom mic ini selalu muncul di setiap adegan, sampe2 mbak2 di depan gw terus ngitungin kehadiran sang mic. Oia, bukan cuma ujungnya aja loh... sampe setiang2nya juga in frame wakakakakakak.... gw tau, gw udah diingeti n berjuta2 kali sebelum filmnya mulai oleh sang MC, bawah flm ini masih RAW, belum di edit...tp ga separah ini juga kaleeeeeeeeee.......

gw beneran ga tau deh maunya film ini apa. padahal udah jelas dan ketebak jalan ceritanya, soal perdagangan organ tubuh, so si terdakwa membunuh dan memutilasi warga di desa itu [oops, spoiler yah...but heckkk yaudahlah ga ada yang mau ntn juga].... cuman gw ga ngerti juga kenapa si dukun ada..terutama si hantu mbak2 yang kayak babi kerudung merah di SAW. Karena kalo lo perhatiin, si hantu merah yang terus2an muncul itu, beneran ilang diakhir cerita, dan ga ada penjelasannya...so who the hell is shee....??

akting...ga usah ditanya dehhh..... chakeb bener sih akting, saking cakepnya, si mbak Lila yang dicertakan sebagai penduduk asli di kalimantan, di awal film berlogat melayu, mulai tengah cerita jadi betawi dan sesekali jawa serta sunda... sebnernya asla mana sih lo mbak???

akting marah dan psycho tokoh utamanya juga ga meyakinkan, gw malah bingung pas dia mulai marah2..., "kenapa sih itu orang marah2?". gara2 adegan marah itu juga terlihat dipaksakan.....

dari segi sinematografi... yaudahlah..kan katanya masih raw, belum diedit jadi gw ga boleh sentuh divisi itu kan? tp jujur pengambilan gambarnya kurang ekspresif...t erlalu datar. sigh.....

Hidden Floor (2006)





aka Nebeonjjae cheung
Director: Il-soon Kwon
Casts: Seo-hyeong Kim
Yoo-jung Kim
Country: Korea


gw udah cukup lama menantikan film horror yang ikut screamfest taun lalu ini [eh iya kan om leo?].

gw suka banget sama jalan ceritanya. soal kepercayaan bahwa akan membawa ketidak beruntungan kalo sebuah lantai dinamai lantai 4. makanya beberapa gedung suka meniadakan angka 4 di deretan lantainya [either diskip, atau diganti jadi 3A]. Nah kalo di film ini ceritanya ditiadakan. dari lantai 3 langsung ke 5. Dan di apartemen tanpa lantai 4 itu, mulai terjadi teror2 hingga menyebabkan kematian.

Sebenernya hantu di film ini ga serem2 amat, yah tipikal sadako-wannabe. cuma thrilling ambiencenya dapet banget. mulai dari suara2 di bawah lantai. trus kejadian 'salah lantai'...ouwww yess nice nice thrill.

tp satu hal. benang merah antara teror sang hatu dan tokoh penyebab teror itu terjadi.. agak2....ga kena. karena secara tiba2 aja kondisinya berubah. agak terlalu cepat malah. sampe2 gw dan wahyu sempet bingung... "loh..kok kenapa si 'orang itu' tiba2 jadi begitu...?" yanh intinya, dibagian itu agak2 terasa missing linknya.

overl all, film ini mayan seru kok. buat sekedar kaget2an dan seru2an. kalo soal ending, yaudahlah ya...tipikal film horor kebanyakan. nuthin special [sampe2 gw aja udah mulai lupa...wakkakakakakakakaka padahal baru sekitar 2 hari yang lalu gw ntn]. ceritanya juga sebenernya menarik dan sesekali bikin merinding. cuma sayang, sepertinya bukan masuk kategori film yang akan bikin lo terngiang2 sepanjang masa. cuma enak dikonsumsi sesaat buat seru2an.

sayang sekali

Diary of The Dead




Director: George A. Romero
Casts: Michelle Morgan, Joshua Close, Shawn Roberts, Amy Ciupak Lalonde
Country: USA


Anda dikelilingi oleh zombie, dan kemanapun anda pergi akan selalu dikepung oleh zombie lapar yang ingin menggigit anda. Keluarga, pacar, teman baik sampai ke tetangga anda sudah tertular virus mematikan dan semuanya menjadi mayat hidup yang berjalan-jalan hanya dengan satu tujuan. Eat..eat..eat.. hoammm sedikit membosankan memang, banyak film-film zombie yang keluar beberapa tahun terakhir ini yang cukup membosankan, terutama film-film dengan trend viral-marketing yang digosipkan true documentary lewat dunia maya baik dari blog atau dari e-mail. Tapi kali ini saya yakin Diary of the dead menyajikan sesuatu yang berbeda.. koreksi, berkelas! Diary of the dead adalah sebuah film zombie thriller dengan prespektif yang cukup unik.
George A. Romero yang sukses dengan franchise film The night of the living dead, dawn of the dead, day of the dead, ...dead, ...dead, ...dead dan semua film yang berakhiran dead kali ini membuat sesuatu yang sedikit berbeda prespektifnya dari film zombie biasa. Sedikit mengingatkan kami pada Cloverfield yang sangat hype... koreksi, sangat membosankan, Diary of the dead mempunyai karakter yang matang, sepertinya Romero memang layak diberikan julukan master oleh para zombie movie fans. Kalau zombie adalah mayat berjalan maka Romero menghidupkan franchise zombie yang telah mati suri.

Ingat Diary of the dead bukan sebuah film tapi sebuah dokumenter... koreksi, Diary of the dead bukan sebuah dokumenter tapi sebuah film. Membingungkan bukan, tetapi awal plot film ini adalah sebuah dokumenter dari potongan rekaman kamera dari seorang jurnalis yang menjadi awal dari outbreak virus menular yang menyebabkan seluruh manusia di dunia menjadi mayat berjalan. Cerita bermula ketika seorang mahasiswa perfilman di Pittsburgh Amerika sedang shooting film untuk tugas kuliahnya, tiba-tiba dari radio diberitakan kekacauan yang terjadi di kota dan menyebar kemana-mana. Kepanikan terjadi dan salah satu dari mereka Jason Creed bertekad untuk merekam fenomena ini dalam kamera, dengan tujuan untuk membuat dokumenter agar dapat menjadi panduan buat orang banyak agar dapat menyelamatkan diri dari virus mayat berjalan yang mematikan ini. Petualangan remaja ini yang menjadikan perjalanan plot Diary of the dead menjadi menegangkan.

Hal yang unik dalam Diary of the dead adalah para pemainnya yang memegang kendali kamera, terkadang kami merasa seperti sedang bermain game dalam beberapa adegan. Jangan lupakan beberapa adegan mengejutkan yang dapat membuat anda terperanjat dari kursi anda. Penghargaan kami untuk Romero yang dapat mengadaptasikan isu sosial terkini menjadi aktual kedalam film diary of the dead, bukan hanya bunuh-membunuh, makan-memakan dan tembak-menembak tetapi ada beberapa pesan sosial dan kemanusiaan yang disampaikan dalam film ini. Remember Blairwitch? forget Cloverfield, Diary of the dead is a must see for horror-fan!

Legenda SUndel Bolong (2007)





Pemain : Baim, Tio Pakusadewo, Jian Batari, Uli Auliani
Sutradara : Hanung Bramantyo
Penulis : Erik Tiwa/hanung Bramantyo
COuntry Indonesia




Nahhhh sebenernya saya penasaran banget sama film ini karena sutradara dan ide cerita film ini dari mas Hanung bramantyo, walaupun saya gak terlalu high expectation sama film ini tapi what the heck... gak mati khan kl nonton film jelek hehehe.

Buat permulaan film ini saya akuin tempat-tempat pengambilan gambarnya bagus banget.. indonesia sekali dengan aura2 pedesaan dan didukung colour tone yang berkesan seperti film lama. Dan very nice indeed mereka tidak memaksakan untuk dibikin seperti set-set film horror yang maksa. Pedesaan di daerah jawa barat sudah cukup dengan sendirinya membuat aura serammmmm.

Jempol juga buat oom hanung karena overall everything in this movie is absolute original, terutama setan yang gak ikut2 saga ngesot-ngesotan dan gak ada sadako kudis jadi-jadian. Bener2 disuguhin mbak sundel bolong asli bikinan dalam negeri hehehe. Ide cerita walopun terdengar klasik tapi menurut saya tetap bagus.

Ya setting cerita tentang sebuah desa bernama banjar di pinggiran jawa barat yang di over run oleh seorang demang juragan perkebunan teh yang demennya nyulikin penari-penari ronggeng yahhud nan seksi dan dijadikan budak nafsunya hahahahaha. Salah satu dari penari ronggeng itu ada yg mati terbunuh karena mau kabur setelah dihamili dan disekap sama si demang... nahhhh ini dia nih si mbak sundel bolongnya. satu lagi notes dari saya dan pacar, itu si sundel bolong koq gak diceritain kenapa punggungnya bolong, kalo yang versi suzzanna khan jelas tuh gara-gara pas hamil di santet sama orang jadi beranaknya brojol lewat punggung... nahhh yang ini...??? masih jadi misteri.. tau-tau udah bolong kumplit dengan tulang belakang yang nongol hehehe.


Walaupun film ini tidak seram dan tidak tegang tapi ada dua scene yang bikin lumayan nahan napas hehehe salah satunya pas si imah lagi kesurupan gara-gara lagi dikerjain sama si dukun perempuan itu... grrrrrrrrr ekspresi mukanya parahhhhhh. Dan yang paling yahuud itu pas si pak lurah lagi bawa lentera malem-malem buta mau nyari si imah trus masuk ke jalan setapak yg ditutupin sama pohon bambu gede-gede... nahhhhh tiba-tiba ada suara musik sunda dan deshhhhhhhhhhhh nongol lah si sundel bolong dengan selendangnya joged ronggeng lah dia.... hiiiiiiiiiiiiiiiiii najis merinding gue.

Oh yah satu lagi acting pemainnya lumayan bagus walopun non-sundanese yang dipaksakan menjadi sunda tapi yahh lumayan lah. Yang kocak saya baru ngeh kalo pemeran cowok di film ini itu si baim anu sapa tuh nama band nya ahhhh ADA band hakhakhakhak cocok mukenye susah soalnya hahaha.

Storyline: biasa aja tp sangat original

Blood: sundel bolong...??? masih nanya darah..???

Sex: ditendang istri saat mau gituan

Scare factor: cukup dua scene

Ambience: kerennnn...!!!!!!

Ghost: original indonesia (kecuali scene CGI jelek mbak sundel bolong merayap di plafon waakakkaa)

Verdict: 2setengah bintang buat mas hanung... hajar trus mas

4bia (2008)




Directors: Banjong Pisanthanakun, Paween Purikitpanya
Casts: Laila Boonyasak ,
Pongsatorn Jongwilak
Maneerat Kham-uan
Kantapat Permpoonpatcharasuk
Country: Thailand



Sebuah penyegaran, setelah sekian lama film2 horor memburuk.

Mungkin ini bukan film horor yang spektakuler. Mungkin ini masuk kategori yang biasa aja. Sejujurnya di film ini, bisa ditemukan banyak 'celah kosong' yang membuat penontonnya bertanya2, karena di satu-dan-dua-hal, film ini memang kurang logis... tp setelah trend film horor kacrut yang panjang, 4bia membuat saya tersenyum lebar. Ya..., saya suka film ini.

Yang membuat agak sulit dalam penilaian film ini adalah, 4bia terdiri dari 4 cerita. dan ke-4nya memiliki karakter dan penilaian yang berbeda. Favorit saya adalah cerita pertama [Happiness] dan cerita ke-empat [Last Fright]. Sementara cerita ketiga [In The Middle] tidak masuk kategori jelek, seru malahan, tp ga bis agw masukin katgori horor. Nah kalo cerita ke-dua [Tit for Tat] ancurnya minta ampun, it sucked BIG time!! Nah, karena penilaian yang rumit ini, gw pisah jadi 4 bagian aja yah.

1. Happiness
Gw salut sama sutradara film ini. Dari awal cerita smp abis, gw ga menemukan dialog sm sekali. Film ini bercerita melalui sms, gestur, ekspresi, dan segala hal yang bisa dijadikan sebagai penyalur informasi. Dan keadaan tanpa dialog itu, tidak membuat kami para penonton bingung. Kami masih bisa mengerti dan menangkap emosi dari film ini. Brilliant!! Cuma, [iya masih ada cumanya]. The ending is a bit corny. Kemunculan sang hantu yang cuma sekali, tp dalam moment yang tepat dan membantu klimaksnya film ini, sebenernya bagus. Tp sayang,.... i hate CGI ghosts... udah gitu. setelah klimaks itu, bukannya berhenti menggantung di sana, malah dilanjutkan dengan 'penjelasan' yang corny. sayang sekali.

2. Tit for Tat
nice nice nice cinematography. tp sisanya ancur. Ceritanya aneh, hantu CGInya jelek mampus, model filmnya semodel Final Destenation wannabe, dan lagi2, sang sutradara sok2 meng-intens-kan film yang sebenernya ga terlalu intens ini. ditambah lagi, ending yang..... duh.... come on!!. a very crappy one.

3. In The Middle
nah, yang ini seru banget ceritanya. Jalan dan alurnya bagus banget. Meletakkan humor di titik2 yang tepat dan ga murahan. lo ga bakal bisa lepas dari layar begitu film ini mulai, lo akan terus terbawa arus cerita, dan terus menunggu hal apa lagi yang akan muncul di film ini. Tp sekali lagi, film ini malah ga bisa dikategorikan horor. there's no thrilling ambience at all. Cuma seseruan di tiap adegan. Tapi, film ini juga ga bisa dimasukin ke kategori film jelek. cuma, bukan horor aja. Oia, ceritanya pun ga ketebak loh.... yah kesimpulannya: It's a fun ride.

4. Last Fright
nah, yang ini adalah yang memiliki kadar ketidak logisan paling tinggi. Bukan ceritanya over aneh atau gimana, cuma memiliki satu-dua hal yang sesekali bikin gw menaikan alis tinggi2. [misalnya kayak, kenapa juga itu mayat kok didudukin aja di kursi pesawat, dan cuma berbalut kaffan. Padahal dia kan seorang putri, at least ada cara yang lebih propper kan? ]. But anyway, gw berusaha untuk tidak menggubris titik2 ketidak logisan itu, dan berusaha menikmati film ini. Dan berhasil. Karena dari 4 cerita, Last Fright ini adalah film yang paling masuk kategori film horor. Jalan ceritanya menarik, alurnya ga dipanjang2in, i can feel the thrilling ambience, dan hantunya.... kamprettttttttttttt males banget klo gw nemu begituan di pesawat terbang. Yap, film ini benar2 melengkapi syarat2 film horor. This movie have the goodies on, beside the not-so-logic-facts-so-they-can-make-a-thrilling-scene itu [iyalah....coba kalo hantunya ada di peti trus ga di kursi penumpang, film ini akan jadi horror-less]

Body #19 (2007)




Director: Paween Purikitpanya
Writers: Paween Purikitpanya (writer), Chukiat Sakveerakul (writer)
Country: Thailand


Hmmpf....

pas gw tau Body#19 adalah film yang dibuat oleh sutradara yang bikin Tit for Tat [salah satu dari cerita pendek di film 4bia], gw langsung seketika meng-underestimate film ini. Nah kebetulan aja kemarin saya dan pacar menemukan DVDnya di ratu plaza [maap om Leo, kami malah memilih bajakan daripada berkunjung ke sinema handal tempat dirimu bekerja :P]. Berhubung kami masih agak penasaran, jadilah kami beli. Dan kami tak menyesal. Karena kami baru saja menyelamatkan dompet kami dari kehilangan isinya untuk sebuah film yang.......... yah gitu deh.

Dengan Body#19 ini, gw dan wahyu merasa kalo Thailand sedang berusaha 'berbelok' dari tipikal film horor yang biasa mereka buat, jadi lebih ke hollywood2an. Yang paling jelas adalah dari segi sinematografinya. it's so typical hollywood. Cara perubahan adegan, alurnya...sangat...Hollywood. pengambilan gambarnya mirip dengan Tit for Tat, nice angles actually, dan terlihat kalo sang sutradara berusaha menonjolkan ke-intens-an filmnya. Tp sayangnya, malah jadi keliatann...berlebih. Karena basicly, film ini tidaklah....intens. Pada dasarnya film ini biasa aja. Tidak memiliki jalan cerita yang kuat. dan bisa dibilang alurnya pendek. cuma pada akhirnya malah dipanjang2in, sok dibuat twisted, dan sok dibuat intens. Trik yang sangat tidak pada tempatnya, hingga pada akhirnya gw cuma bisa bilang "apaan sih?"

yah pokoknya gini aja. Ini adalah kondisi saat gw ntn:
-nonton

-mulai bosan

-akhirnya ketiduran

-kebangun, dan mendapati scene yang masih sama dari saat gw ketiduran

-ketiduran lagi

-kebangun lagi

-scenenya masih sama lagi.

-dan memutuskan untuk ketiduran lagi dan berharap scene udah ganti

-sayangnya pas kebangun, hal yang sama terulang kembali

dan di akhir cerita, biarpun gw ketiduran secara konstan, gw masih ngerti jalan ceritanya, well kecuali soal si mbak2 yang pas gw tanya ke wahyu-yang-ga-ketiduran-dan terus-mengikuti-filmnya, dia pun ga tau siapa si mbak itu. katanya ga dijelasin juga. Jadi kesimpulan gw, sepanjang gw tidur itu, film yang konon adalah film horor ini 'tidak berisi'. sampe2 gw ga nyesel gw ketiduran.

dan film ini sok2 dibikin misterius, dengan adegan2 pembuka yang maksudnya sih biar twisting. Padahal sih jadinya bukan twisting yang bikin penasaran, tp gw malah jadi ngerasa, film ini langsung loncat ke tengah cerita, tau2 tanpa sebab udah ada teror. gw tau sih maksudnya, 'semua penjelasan' distok di ending, biar ceritanya 'klimaks' kemudian para penonton akan ber 'ooh' ria. tp sayangnya, hal itu malah memperkuat kesan, kalo film ini cuma dipanjang2kan dan dibuat sok misterius secara berlebihan aja.

well the basic idea mungkin sebenarnya menarik. tp sayang, ide itu ga digarap lebih jauh jadi cerita yang lebih pintar. tp malah disajikan mentah trus cuma dibumbui pengambilan-gambar-yg sok-intens, jualan kaget, serta CGI yang jelek minta ampun.

ps. belum ada 30 menit di awal cerita, gw dan wahyu sudah bisa menebak jalan ceritanya.

Sumpah Pocong di sekolah (2008)




Pemain : Marcel Darwin, Fandy Christian, Hardi Fadhillah, Herichanm, Joshua Pandelaki, Henidar Amroe
Sutradara : Awi
Penulis : Abbe Ac,Awi
Country: Indonesia


Sepanjang hidup gw, belum pernah gw menutup telinga ketika nonton film horor.. dan film ini telah suskses membuat gw menutup telinga rapat-rapat..... bukan, bukan karena score yang sempurna mengerikannya.. but, because the sound is too irritating!! Gw ga tau ada berapa banyak alat musik yang di-abuse mereka... gw rasa gendang telinga gw hampir pecah karenanya. Ngagetin juga enggak, tapi menyakitkan...errghhhhh
Cerita? Akh sudahlah.... bukan sebuah film yang memiliki cerita inovatif... just another copycat from booming former horror movies. Jadi jangan kaget ajalah kalo ngeliat ada beberapa adegan yang ‘rasa-rasanya kok kenal’..... well, satu hal yang patut gw acungi jempol dari segi cerita.... dia ga ikut2an trend ngambil tema urban legend [owww yesss.... finallyyy!!!!]. Cuma yang aga sedikit ganggu, film ini....yah bisa dibilang adalah film horor dewasa pertama.... gila yahhh jualan susu dimana2...belom lagi aksi si seksi dancer itu....trus mimpi porno dari si tokoh...ckckckckck penting ya?
Udah ah...capek.... nyela mulu nanti gw kualat lagi.... (-,-)

*Reviewed July 2008, ketika film horor Indonesia belum terkontaminasi tete' dan paha

Panggil Namaku 3X




Pemain : Hayria Lontoh, Rionaldo S., Nita Ferlina, Raffi Ahmad, Huwaida, Titi Qadarsih
Sutradara : Koya Pagayo
Penulis : Angie/novie Irianne
Country: Indonesia



Waduh speechless saya dengan film ini
Asli gak ada satupun penjelasan yg waras yang bisa saya masukin buat review film ini, sepertinya kalo saya bahas satu-satu bakalan gondrong review ini semuanya kacrut-kacrut hahaha.

Singkat kata ajah.... ini bukan film horror tapi sinetron telenovela yang diperankan oleh aktor2 kacangan dan disutradarain oleh plagiat murni hehehe

Sama sedikit selingan itu mbak lontoh si pemeran utama wanita itu... ada kali ratusan scene dia diterawangi sama kipas angin atau blower gede biar berkesan sensual atau misterius gitu... ckckckck stock antanginnya pasti banyak pas syuting nih hahahahak

Pesan saya please please... please jangan nonton film ini... lebih baik nonton animal planet atau si pak janggut pengejar buaya yang selalu nyeker itu hahahaha

Storyline: candyman+maria mercedes+bloodsport+mortal kombat di sega 16bit

Blood: ermmmm masih dilema antara selai strawberry dan obat merah cap kampak

Sex: percobaan pemerkosaan yang gagal 2kali berturut-turut... damn coba jadi

Scare factor: don’t even dare to ask

Ambience: lokasi syuting mak comblang sama cinlok

Ghost: cantik

Verdict: gak ada pontennya... ini bukan film tapi telenovela hahahahaha

Bangsal 13




Produksi :Rexinema
Pemain : Luna Maya, Endhita, Lia Chandra, Andika, Bayu Wahyudhi
Sutradara : Ody C. Harahap
Penulis : Ody C. Harahap/gunnar Nimpuno
Country: Indonesia



Hehehe telat banget yah gue baru repiu film ini

Tapi karena penasaran dan menurut rekomendasi ‘seseorang’ kalo film ini bagus baget, jadi mengorek2 koleksi VCD pacar dan akhirnya nemu juga dalam format VCD beneran hehe

Langsung masukin player play pake acara matiin lampu segala ama nutup2 korden biar dapet suasana mencekam.

Sayangnya gue kecewa berat.. kalo mo di deskripsikan dengan singkat film ini adalah film dengan ambience ‘house on haunted hill’ wannabe dan cerita bodor yang maksa dan akting kelas teri dan berharap di 11-12 kan sama film2 horror hollywood. Aura kayak film2 jelangkung kerasa banget ya gak heran ternyata rexinema Phnya.

Awal film ini udh lumayan mengingatkan gw dengan setting film house on haunted hill, dengan setting rumah sakit yang di tua-tuain dan berkesan kumuh dan horror, somehow di divisi set dekor sepertinya bener2 memaksakan mo menyulap rumah sakit ini menjadi tempat syuting film horror generik yang stereotype, dengan bohlam-bohlam kuning dan tempat tidur rumah sakit menguning yang berkarat.. give me a friggin break.. it doesnt take an extra spooky place to make a horror movie. A good horror movie can make a usual place setting and still be a thousand times scarier than this movie.

Dan sepertinya gue menyalahkan film ini sebagai pelopor setan2 ngesot dan suster2 ngesot yang merusak perfilman horror indo dengan setan2 ngesot yang gak penting suster ngesot lah suster N lah apalagi tuh sadako ngesot beruban mungkin dan berpuluh2 film gak penting dengan setan ngesotan. Walopun pertama kali ada suster ngesot itu di film jelangkung pertama tetapi sepertinya gak terlalu di exploitasi, tapi lain halnya dengan si ngesot di film ini. Dari filmnya mulai udah ngesot sattt... sooottt.. sattt sootttt... *hoammmmm sooooo lame.

Oh yah gak lupa dengan wig abu2 berubannya itu, ternyata sang suster seblom jadi hantu ngesot pun udah berambut abu2 hahahaha maksa bener, lalu karena dia suka bunuh2in pasien trus dia di arak warga trus di iket kakinya pake rantai trus dicemplungin ke semacam lobang seperti septic tank... sangat biadab memang tapi wait wait heeeeee diiket rantai kakinya dan dicemplungin ke lobang trus gak mati malah bertahan hidup di lobang itu dan lama2 gentayangan... HUAKAKAKAKAKKAKAAK ini bukan biadab tapi humor humor yang sangat bodor buat jadi cikal bakal sebuah cerita perhantuan. Kalo gue yg ada di rumah sakit itu trus diceritain legendanhya begitu mah gue bukannya ketakutan malah ngakak seada-adanya hahahaha.

Di divisi musik ya mereka berhasil... berhasil membuat speaker rumah gue gemeteran ampe goyang2 thanks to extra bass (yang berharap menambah serem malah jadi boomerang) penempatan sound-sound di film ini sangat sangat datar dan sama sekali tidak membantu membuat film ini jadi lebih seram atau tegang, oh yah musiknya membuat saya berasa seperti ada godzilla yang lewat DHEEENGGGG.... dhHEEEEEEnggg DHeeenGGGG..... hakhakhakhka

Lagi lagi di divisi akting.. ermmmm saya bersyukur mbak luna maya berhenti main film horror, ekspresi ketakutan dia koq kayak dikejar-kejar copet. Dan buat mbak enditha.. herrrrrrmmm gak bisa di describe dengan kata2 yang pas.. bahasa jawanya mungkin “anyep” hahaha, yang lain2 gak usah ditanya deh dari mulai dokter suster ampe pacarnya-yg-berbulu-dada-banyak yg mati cuman gara2 ditarik kakinya ama si suster ngesot berambut abu2 huakakakaka
Akhir kata tadinya saya mo ngasih bintang satu buat ide brilian legenda jangan mengetuk pintu dari dalam tapi saya tarik kembali bintang itu gara2 gak nyambung sama kata2 mbak frida (si suster hantu) yang kalo ngetok2 dari dalem itu sama ajah manggil dia “dan kalian harus menyelesaikan yang kalian sudah mulai” eeeEEEEeee OooooOOoo what the meaning of the maksud mba??? Oh yah tambahan buat si pemeran mbak frida si suster hantu yang jalan2 di rumah sakit itu.. mbak mbak.. saya tau kalo mayat itu kaku tapi mbak gak harus kaku-kaku banget khan mentang-mentang meranin hantu, saya sempet mikir tadi kirain mbak sakit leher atau kejang gara2 abis ikutan di scene disko di awal2 film huakakakakakak.

Dannnnnnnn satu lagi keburu lupa. Ada satu cerita gak penting yang jadi missing link yaitu mbak herra, si korban tabrak lari itu, diawal cerita sepertinya penceritaan tentang mbak herra ini dititik beratkan banget, tapi somehow sampai akhir cerita tau2 ilang gitu ajah..????? aneh bin ajaib, apa udh keabisan budget apa ngejar jam tayang hehehe.. aneh

Nahhhhh satu lagi terakhir... ending... sangat sangat sangat not surprisingly.... JELEK... hello mbak2 enditha dan luna maya itu ditarik ke dalem sebuah lobang sama suster ngesot berambut abu2 itu dan gak ada perlawanan apa2 cuman tereak2 kayak sapi mo dikebiri trus tau2 musik senyap berubah jadi scene drama

Enditha: udah ikhlaskan saja

Luna: tidakkkk tidakkkk jangann...

Enditha: sudah lepaskan saja

Dengan mata berkaca2 lagu background berubah jadi dentingan piano lalu jlebbbb masuklah enditha kedalem septic tank bersama hantu2.. huakakaka that is the cheesiest ending scene I ever saw.. permanently

Storyline: less than zero

Blood: ermmmm none

Sex: dada berbulu mas-mas fitnes yang keringetan abis mandi

Scare factor: zzzZZzzZZZZzzZZZzzzzzZZz unyil mungkin lebih seram kalo malem2

Ambience: jangan2 dijual set horror generik khusus super serem extra tegang di e-bay lagi diskon pula kayaknya hahahahaha

Ghost: dia bukan hantu ngesot tapi dia gembel huakakakakak

Verdict nol bintang... tp bhubung di MP harus nge klik bintang jadi yah klik satu bintang aja deh

Shutter [U.S. Version] (2008)




Director: Masayuki Ochiai
Casts: Joshua Jackson, Rachael Taylor, Megumi Okina
Country: USA


Shutter melengkapi daftar film-film horor asia yang di-remake Hollywood. Sebut saja The Ring, Ju-on, One Missed call, hingga The Eye, namun sampai saat ini belum nampak satu pun dari hasil pembuatan ulang tersebut yang mampu menandingi film aslinya. Tapi, bagaimanakah dengan Shutter?

Kembali lagi, Hollywood gagal..... Film horor asal Thailand yang booming di tahun 2004 itu, dikemas dalam format yang sedikit berbeda. Cerita yang sedikit di-twist pada bagian awal film sehingga membuat alur cerita terlihat lebih logis. Pengembangan yang sangat menarik, membuat cerita jadi lebih mudah dicerna. Namun, pengembangan itu terhenti di sana saja. Memasuki inti cerita, tidak lagi terlihat keberanian dalam pengembangan cerita, malah bisa dibilang terlalu mirip dengan aslinya. Sayangnya, dalam tindakan ‘menyesuaikan cerita asli’ itu, tidak dilaksanakan secara ‘total’. Ambience dari film aslinya tidak juga turut dituangkan dan membuat Shutter menjadi salah satu wannabe belaka.

Kesamaan jalan cerita, terutama kesamaan di sebagian besar adegan, membuat peononton yang sudah mengenal versi aslinya terkantuk-kantuk, apalagi ditambah dengan tidak berhasilnya Ochiai dalam membangun ambience. Kegagalan dalam penciptaan ambience adalah satu hal yang sangat fatal dalam sebuah film horor. Jelas ini yang saya temukan dalam Shutter. Tidak ada score yang membuat jantung berdetak lebih cepat. Tidak ada adegan yang mampu membuat keringat dingin bercucuran. Hanya pengulangan adegan dari versi asli....secara datar.
Faktor kedua adalah pemeran utamanya. Entah mengapa yang terpilih menjadi sang fotografer adalah sesosok Pacey Witter dari Dawson Creek. Jujur saja, saya tidak berhasil melihat dukungan akting yang tepat dari Joshua Jackson. Tidak terasa kengerian dari ekspresi wajahnya saat bertemu sang hantu. Apalagi Megumi sang hantu pun tidak terlihat menyeramkan. Hanya sesosok wanita jepang berparas cantik mengenakan daster.
Pengulangan cerita. Kegagalan ambience. Kedataran ekspresi. Dan hantu yang terlalu cantik. Jadi apakah kali ini Hollywood berhasil..?

Satu hal yang agak menggelitik perhatian saya adalah, mengapa di hampir seluruh film hasil remake horor Asia, selalu setting dibawa ke Jepang? Dan di satu-dua film hal tersebut malah jadi terlihat terlalu dipaksakan...

The Maid (2005)




Director: Kelvin Tong
Casts: Alessandra de Rossi, Huifang Hong
Country: SIngapore


Salah satu film horor ‘yang terlewat’ oleh saya. Gw beneran ga pernah mendengar film asal singapore ini. Basic ceritanya sih tentang kehidupan TKW di Singapore [ada tokoh bernama Wati di sini] yang kesepian karena jauh dari keluarga, dan berusaha untuk menyesuaikan dengan kebudayan di negeri orang. Karena ketidaktahuan akan kebudayan dan kepercayaan yang berlaku, Rosa [our heroine] melanggar beberapa batasan yang seharusnya tidak Ia langgar, apalagi di masa ‘Hungry Ghost Month’, dimana pada bulan ke tujuh setiap tahun, pintu neraka dibuka untuk para arwah ke bumi.

Dari segi ide cerita film ini lumayan. Urband Legend yang seru buat dibahas. Ditambah screenplay yang baik, cara pemunculan hantu yang satu-dua scene terbilang ok. But overall.. i didnt have a blast. Ga merinding. Kaget sekali2 gara2 sound. And totally easy to forget. Gw juga ga ngerti kenapa bisa gitu, karena film ini terbilang lumayan bagus, dan ga mainstream cerita hantu, walaupun ceritanya ketebak. Akting juga ga jelek2 amat. Mungkin karena hantunya biasa aja kali yah? Make-up yang diserem2in, tp ga segitu serem buat bikin gw ketakutan smp terbayang bayang. Cuma sekedar muka ancur, dipucetin, digosongin.

Dan kemungkinan yang satu lagi..ending...urmmm ga flop..tp ga juga berkesan. Aga sulit buat gw menilai film ini. Karena gw ga bisa mengkategorikan The Maid sebagai film jelek, terbilang bagus malah kalo untuk ukuran film indie, tapi ga segitu bagusnya juga sih... Cuma lumayan...